Minggu, 23 Januari 2011

Tidak Selalu Harus Berwujud "Bunga"

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai
sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat
yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di
bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam
masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai
merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu
telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar
sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan
saat-saat romantis seperti seorang anak yang
menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah
saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan.Rasa
sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam
menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan
kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta
yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan
keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan
perceraian.

"Mengapa ?", tanya suami saya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta
yang saya inginkan," jawab saya.

Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di
depan komputernya, tampak seolah-olah sedang
mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya
semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak
dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa
saya harapkan darinya ?

Dan akhirnya suami saya bertanya," Apa yang dapat saya
lakukan untuk merubah pikiran kamu ?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan
pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat
menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan
merubah pikiran saya:
Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang
ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu
memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan
memetik bunga itu untuk saya ?"

Dia termenung dan akhirnya berkata,"Saya akan
memberikan jawabannya besok."

Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya
menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya
dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang
bertuliskan...

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,
tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya. Saya
melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ' teman baik kamu
' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan
tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir
kamu akan menjadi aneh'.

Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur
kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk
menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."

"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu
dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan
mata kamu.

Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua
nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku
kamu dan mencabuti uban kamu."

"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing
kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan
pasir yang indah.

Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah
seperti cantiknya wajah kamu."

"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah
yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati..
Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu
mengalir menangisi kematian saya."

"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa
mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk
itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan
saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya
tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki,
dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat
tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetapberusaha
untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca
jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini,
dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah
ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang
sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."

"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang,
biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang
saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu.
Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya
berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil
tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah
mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah
berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena
kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam
wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya
telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita
bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud
cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud
tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud
"bunga".

Mengutip dari forum tetangga.

Sekedar kata

Ada hal-hal yang tidak perlu dikatakan untuk diketahui, seperti saat kau menyayangi seseorang ataupun membencinya. Tanpa kau katakan, hal itu dapat tergambar jelas lewat hatimu.
Ketika kau ingin merubah situasi,
Ketika kau ingin menyampaikan hal-hal yang terkait dengan emosimu,
Ketika kau ingin mengatakan bahwa kau peduli,
Atau ketika kau ingin seseorang berubah menjadi lebih baik,
Seringkali apa yang kau maksudkan tidak jelas tergambar oleh orang yang kau ingiinkan,, bahkan tidak jarang malah disalah persepsikan.
Tidak apa.
Hal itu tidak akan menjadi masalah yang terlalu memberatkanmu ketika kau menyampaikan semua maksud baikmu dengan tulus.
(“Melayani dengan tulus adalah bahasa yang dapat dilihat orang buta dan didengar orang tuli”)

Hanya saja, jagalah kendali atas dirimu.
Saat tindak-tandukmu membuat resah orang lain, tanyakan kembali pada hatimu.
Inikah yang ku inginkan?

Beberapa orang mengatakan,
“Harus ada yang terluka untuk membuat orang lain bahagia”
Apa kau setuju?
Apapun jawabanmu, itu adalah hakmu dalam menentukan pilihan.
Namun maukah kau mendengar jawabanku?
Setiap orang ingin bahagia.
Bukan berarti pula harus ada yang terluka.
Bahkan “cara terbaik untuk menggembirakan diri sendiri adalah dengan menggembirakan orang-orang lainnya.” -Mark Twain-
Meskipun terkadang kau harus mengorbankan banyak hal untuk kebahagian orang lain, itu bukanlah alasan.
“cinta itu buta” tetapi “cinta itu menghidupkan”
percaya atau tidak, saat kau pikir seseorang begitu bodoh mengorbankan dirinya untuk orang yang ia sayang, aku rasa mungkin kau salah.
Orang bodoh itu akan mendapat hal yang jauh lebih besar dibanding apa yang dikorbankannya, yaitu sesuatu yang aku sendiripun tidak dapat mendeskripsikannya dengan kata-kata.
“Perasaan itu penuh dengan kehangatan, kekuatan dan sumber kehidupan.”
–Masashi Kishimoto-
Orang-orang yang mudah bahagia selalu sadar sepenuhnya,
“Bukan bahagia yang menyebabkan seseorang bersyukur, namun bersyukurlah yang menyebabkan seseorang menjadi bahagia”
jadi mereka tidak akan pernah takut kehilangan karena mereka tahu bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan.
Rasakan saja. Buatlah orang lain bahagia, kemudian sentuh hatimu sendiri. Kau akan tau bagaimana hal itu dapat memberi kehidupan bagi beberapa orang.
Jika kau tetap belum dapat merasakannya maka inilah yang kulakukan, akan kubuktikan padamu bahwa hati itu luas tak berbatas.

Akan tetapi, Tahukah kau?
Ada hal yang tidak dapat kau ganggu gugat atas diri seseorang.
Kau dapat mencoba merubah pandangannya,
Kau dapat mencoba merubah perilakunya,
Kau dapat mencoba merubah hatinya,
Tetapi keputusan akhirnya tetap berada di tangan dia.
Ada orang lain yang tampak sangat bodoh dan keras kepala di hadapanmu,
sekalipun kau menginginkan kebaikan untuknya atas nama rasa sayangmu padanya,
sekalipun kau berusaha sekuat yang kau bisa untuk merubahnya,,
keputusan mengenai bagaimana ia menjalani hidupnya (BAHKAN SAAT IA MEMUTUSKAN UNTUK MATI SEKALIPUN), itu adalah kehendaknya. Bukan kehendakmu.
Yang bisa kau lakukan hanya tinggal berdo’a agar Sang Pemilik Hati mau bermurah hati membalikkan hati orang tersebut.
Jika tetap tidak terjadi apapun? Maka memang begitulah adanya.
Terima saja.
Dengan begitu kau bisa belajar lebih banyak, dan itu jauh lebih baik ketimbang mengutuk dirimu sendiri.

by : nuraini rahmawati

Kisah Angka dalam Keypad HP

Suatu ketika, di sebuah hape, semua angka yang ada bercerita tentang kelebihan
>masing2...
>
>Si 0 bilang kalo dia itu angka misterius, angka paling awal. Selain itu dia juga
>bangga karena walaupun angka itu tidak ada habisnya, tetapi dialah pangkalnya.
>
>Si 1 bilang kalo dialah angka paling utama, bahwa dialah angka juara, bahwa
>dialah lambang seorang pemenang. Jadi dialah yang terhebat.
>
>Si 2 bilang kalo dia adalah angka esensial di bumi, sebab dialah lambang
>keseimbangan dan lambang pembagi yang ideal secara mutlak.
>
>Si 3 bilang kalo dia lebih hebat dari angka 2 dalam hal membagi secara ideal,
>dia membagi antara yang mutlak dan tidak pasti.
>
>Si 4 dilang kalo dia lambang IP yang sempurna, angka yang bermakna kematian di
>kebudayaan Cina, menunjukkan kestabilan.
>
>Si 6 bilang kalo dia menyimpan keindahan struktur salju dan kristal, misterius,
>lalu dia juga bilang kalo dia itu angka paling bersejarah.
>
>Si 7 bilang kalo dia itu angka keberuntungan universal.
>
>Si 8 bilang kalo dia lebih menunjukkan keberuntungan daripada 7 karena
>melambangkan ketakhinggaan.
>
>Si 9 bilang kalo dia itu angka satuan terbesar di keypad, jadi dialah yang
>hebat.
>
>...Sementara itu, si angka 5 hanya senyum2 saja...
>
>Berawal dari pembicaraan tentang keunggulan masing2, mereka mulai saling
>bertengkar dan menjelek2kan...
>
>Si angka 0 diejek sebagai angka yang tidak jelas, merusak sisi kepastian dari
>operasi pembagian matematika.
>
>Si angka 1 diejek sebagai angka bernilai terkecil, jadi paling lemah.
>
>Si angka 2 diejek sebagai angka cerewet, karena anak kecil menggunakan bebek
>untuk mengingat angka 2.
>
>Si angka 3 diejek bahwa kelebihannya sebenarnya tidak ada, dia hanya mengada-ada
>soal kelebihannya, karena pembagi itu bisa berapapun.
>
>Si angka 4 dan 6 diejek bahwa kemistisan dalam sejarah mereka adalah penyebar
>ketakutan, dan itu bukanlah kelebihan.
>
>Si angka 7 diejek bahwa dia adalah lambang keserakahan.
>
>Si angka 8 diejek bahwa dia, sebagai lambang ketakhinggaan, adalah ga jelas.
>
>Si angka 9 diejek bahwa walaupun dia angka satuan terbesar, maka harus mengalah
>sama yang lain.
>
>...Sementara itu, si angka 5 senyum2 saja...
>
>Akhirnya mereka semua melihat bahwa si angka 5 tersenyum dan tertawa melihat
>pertengkaran itu, dan akhirnya mereka bertanya pada si angka 5 tentang alasan
>senyum dan tawanya itu. Si angka 5 menjawab, "Ada 2 alasan sih sebenernya yang
>bikin gw seneng," si angka 5 melanjutkan, "Yang pertama, semakin kalian bicara
>dan terus tidak mau mengalah, kata2 dan perbincangan kalian arahnya makin lucu
>dan ga jelas. Kedengeran makin maksa pula, hihihihihihi."
>
>Mereka pun menyadari bahwa semua kata2 ejekan mereka memang tidak sedikit yang
>sifatnya 'maksa'. Lalu akhirnya mereka terdiam dan beberapa di antaranya
>mengangguk. Kemudian mereka bertanya lagi pada si angka 5, "Lalu, alasan
>keduanya apa?" Dan akhirnya si angka 5 menjawab...
>
>"Aku tidak mau terjebak dalam pembicaraan tentang kelebihan2ku, sementara aku
>masih memiliki kekurangan. Akupun tidak ingin terjebak dalam pembicaraan tentang
>kekurangan2ku, sementara aku masih bisa terus berusaha dan melakukan banyak hal.
>Tapi intinya, aku senang berada di sini bersama kalian yang mengelilingiku di
>keypad hape ini. Aku ngerasa aman dan spesial aja berada di sini, di
>tengah-tengah kalian semuanya."
>
>...Lalu si angka 5 kembali tersenyum dan matanya terpejam, tidur sebentar...
>
>
>Angka-angka itu pun menyadari betapa pentingnya mereka semua untuk si angka 5.
>Kalo satu dari mereka tidak ada, si angka 5 pasti tidak akan merasa senyaman
>sekarang. Dan akhirnya mereka semua berdamai kembali, karena mereka semua sadar,
>bahwa meskipun tidak ada yang bisa lagi mereka ingat untuk dibanggakan tentang
>diri mereka sendiri, mereka masih sangat berharga untuk si angka 5.

Nasihat :
jadilah diri sendiri, tanpa harus melihat kekurangan orang, tidak harus dengan mencari cari kesalahan orang

Selasa, 04 Januari 2011

Semangat Ini Semangat Kita

Assalamualaikum.wr.wb

salam ultra!!!

Berhubung saya awam dengan dunia ini (Nge-blog), tp saya ingin terbiasa dengan dunia ini, dengan itu sebagai permulaan mari perkenalkan diri sayaa

Nama saya ialah Difi Nuary Nugroho, yang lahir dihari sabtu, bulan pertama ditahun 1990. ketika orang orang yang pertama kali berkenalan dengan saya, pastilah merasa unik dengan nama saya. tapi saya bangga dengan itu. dan selalu ingin membuat nama ini semakin unik.

sebelum ke topik pada judul dari blog yang pertama ini, saya akan menjelaskan pada teman teman ultra keputusan saya untuk membuat blog ini.

teman teman ultra pasti pernah mendengar kalo, "hidup itu harus berguna bagi orang lain". ya dari ungkapan ini lah saya ingin berbagi kepada semua teman teman ultra. saya yakin pengalaman hidup yang kurang lebih 20 tahun ini akan berguna bagi teman teman semua.

blog ini saya namakan ultralon, karena saya sungguh sungguh terinspirasi dengan sebuah iklan susu yang akhir akhir ini menghiasi layar kaca. sedangkan ultra merupakan sebuah kata untuk menunjukan sesuatu yang lebih dari sesuatu yang lebih, kalo pak mario teguh "super", mungkin saya akan memakai kata "ultra" dan mulai sekarang dan selanjutnya saya akan menyebut dirisaya dalam blog ini sebagai mister ultra.